Puncak bogor memang di kenal sebagai tempat yang dingin dan menyejukkan hati "jiaaa di kata siraman rohani AA gym kali". Apalagi jika kita berada di puncak pass nya di malam hari atau dipagi hari. Lagian ngapain juga malam malam di sana hayooo? Jangan suudzon gitu ah mukanya hehe. Simak perjalanan ceritanya dulu.
Jadi gini kawan mas bro dan mba sis semua yang saya cintai dan sayangi serta yang sedang berbahagia.
Malam minggu kmarin tepatnya di sabtu malam, ( ya iya lah masa kamis malam ? ) tapi sebentar, jika bacanya tahun 2090 mendatang gimana ? Masa ya tetep mlm minggu kemarin ? Kan dah puluhan tahun yang lalu berarti. = Anggap aja gitu dan jangan banyak pertanyaan karna udah pada penasaran gmna ceritanya. . Opsss siap komandan.
Malam minggu biasanya ada acara kumpul ngopi bareng atau biasa kita sebut kopdar bareng ama anak anak arpac. Yang pingin tau apa arpac baca aja di www.arpac1001.com . Nah salah satu temen ngajakin ke puncak bogor pas di malam itu, sebut saja bro marlin namanya. Kebetulan banget pas malam itu acara kopdarnya berada di wilayah bogor tepatnya di cileungsi Sekalian acara kopdar sekalian lanjut ke puncak. Dari rumah ( red : Tangerang ) berangkat jam 19.00 lanjut tikum dengan beberapa teman lain di beberapa tempat dan sampai di lokasi kopdar jam 23.00 . Perjalanan ke lokasi sedikit lama karna memang harus menunggu semua pasukan terkumpul di sertai rute perjalanan yang belum paham arahnya secara detail. Acara kopdar selesai jam 02.30 dan di lanjut perjalanan ke puncak bogor. Karena ada teman yang bocor ban motornya dan harus di tambal terlebih dahulu, akhirnya start dari jam 03.00 dari Cileungsi menuju ke puncak.
Perjalanan kurang lebih dua jam untuk sampai ke puncak bogor dari Cileungsi. Awalnya masih terasa biasa, tetapi ketika sudah mulai memasuki kaki puncak udara terasa mulai dingin. Semakin lama semakin dingin dan mulai terasa sagat menusuk tulang walau sudah di bungkus memakai jaket.
Walau perjalanan di lakukan di dini hari, tetapi di sepanjang jalan puncak masih sangat ramai Baik hilir lalulintasnya maupun yang sedang berhenti istirahat. Sampai di atas puncak tertinggi kurang lebih pukul 05.00 pagi.
Kami menghentikan pacuan kuda besi dan beristirahat di pinggir Jalan sambil mencari tempat yang paling nyaman. Sesampai di sini dan setelah semua turun dari kuda besi terlihat ekspresi yang hampir rata rata sama. Ekspresinya adalah sama sama mendesis seperti ular, kedua tangan seketika berkumpul di depan dada dan ada juga yang sampai menggigil , eh saya sendiri malah sudah menyiapkan sarung dari rumah he he. Dan memang tidak salah jika ada yang menyebut jika pagi hari di puncak itu seperti berada di dalam kulkas.
Setelah istirahat beberapa waktu kami melanjutkan mencari tempat yang paling nyaman dan bisa melihat pergantian malam ke pagi dengan menyaksikan pemandangan indah yang menghapar di sekeliling puncak. Akhirnya kami menuju ke tempat paralayang atau gantole. Dimana di tempat ini merupakan tempat paling strategis untuk di jadikan sebagai sarana paralayang karena memiliki lokasi yang tinggi dan memiliki kemiringan tanah yang curam. Di tempat ini juga terlihat pemandangan sekitar yang sangat indah. Di sebelah kiri ada pemandangan gunung gede bogor dan di kaki gunung terhampar kebun teh, didepan bisa jelas terlihat dari jauh seputar kota bogor dan leak leok jalanan puncak, dan di sebelah kanan terlihat bebukitan teh di atas dan masjid terkenal di puncak yaitu masjid at taawun di sisi bawahnya.
Di tempat ini kami juga melakukan ritual yang tidak asing lagi bagi masyarakat jaman sekarang. Dan ritual itu adalah fito fotoooooo. :D
AKU
DAN LAINNYA ,, HEHE